Antikonvulsan


Antikonvulsan adalah suatu aktivitas yang diberikan oleh senyawa tertentu yang dapat mengobati penyakit yang memiliki gejala kejang seperti epilepsi (alfathan dan wathoni, 2019).
Epilepsi merupakan penyakit yang menyerang bagian otak yang ditandai gangguan dalam fluktuasi muatan listrik yang tidak teratur oleh sel-sel otak, sehingga memberikan efek kejang-kejang pada bagian tubuh. Epilepsi dapat diturunkan secara genetik, dimana saat seorang individu dilahirkan terdapat abnormalitas pada sirkuit (hubungan sinaps di bagian korteks displasia, reseptor (reseptor GABA), dan kanal ion (mutasi kanal potassium).
Epilepsi adalah istilah cetusan listrik local pasa subtania grisea otak yang terjadi sewaktu-waktu, mendadak dan sangat cepat. Secara klinis, epilepsi ,merupakan gangguan paroksismal dimana cetusan neuron korteks serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, prilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik Hansen, 1980).
Menurut Siswandono (2016), berdasarkan struktur kimia obat anti kejang menjadi 7 kelompok, yaitu :
1.   Turunan barbiturat
Turunan ini dapat digunakan untuk mengontrol epilepsi, tetapi efeknya kurang selektif. Turunan ini efektif terutama untuk mengontrol serangan grand mal dan parsial (psikomotor, kurang bermanfaat untuk serangan petit mal.
2.   Turunan hidantoin
Turunan ini sangat efektif terutama untuk mengontrol serangan grand mal dan parsial (psikomotor), kurang bermanfaat untuk serangan petit mal.
3.   Turunan oksazolidindion
Turunan ini efektif untuk pengobatan serangan petit mal dan tidak efektif terhadap serangan grand mal.
4.   Turunan suksinimida
Turunan ini mempunyai aktivitas yang cukupan terhadap serangan petit mal dan tidak efektif terhadap serangan grend mal.
5.   Turunan benzodiazepin
Turunan ini adalh penekan sistem saraf pusat yang terutama digunakan sebagai sedatif- hipnotik dan relaksasi otot.
6.   Turutan asam valproat
Asam valproate dignakan untuk pengobatan serangan petit mal dan mioklonik.
7.   Turunan dibenzazepin
Karbamazepin dan okskarbazepin yang termasuk kedalam turunan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Alfathan, P dan N. Wathoni. 2019. Metode pengujian aktivitas anti konvulsan sebagai skrining pengobatan epilepsi. Jurnal farmaka. Vol.17(2).
Hansen, E. 1980. Neurologi. Erlangga, Jakarta.
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Aerlangga university press. Surabaya

Pertanyaan:
1.   Bagaimna mekanisme kerja antikonvulsan?
2.   Contoh masing-masing turunan obat anti kejang?
3.   Bagaimana tanda-tanda gejala grand mal dan petit mal?
4.   Kapan pemberian obat antikonvulsan?
5.   Contoh obat antikonvulsan yang beredar di pasaran?




Komentar

  1. Artikel yg sangat menarik atri :)
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nmor No 5, contoh obat antikonvulsan antara lai diazepam, clonazepam, dan clobazam

    BalasHapus
  2. Tanda tanda Petit mal (absence), kondisi di mana penderita atau pasien tampak hilang kesadaran sesaat. Kehilangan kesadarannya biasanya hanya beberapa detik saja atau bisa juga disebut bengong.
    Tanda tanda Grand mal (tonik klonik), berupa kejang atau kelojotan seluruh tubuh yang kadang disertai dengan mulut berbusa.

    BalasHapus
  3. Wah, materi yg sangat menarik kakak.
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Berdasarkan sumber yg saya baca, terdapat 6 turunan obat antikejang. Berikut pengelompokkan dan contohnya:
    Turunan barbiturat ex: fenobarbital
    turunan hidantoin ex: mefenitoin Na
    Turunan ok sa solo di di on: trimetadion
    Turunan suksinimida ex: fensuksimid
    Turunan asam valproat ex: valpromid
    Turunan dibenzazepin ex: karbamazepin

    BalasHapus
  4. Terimakasih atas informasinyaa, sangat bermanfaat sekali 👍

    Semangatt adekkk atrii 💪💪

    BalasHapus
  5. Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat:)

    BalasHapus
  6. Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat:)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analgetik

Buah Mengkudu Mengatasi Diabetes