Analgetik
Pengertian Analagetik
Analgetik
adalah senyawa yang pada dosis terapi meringankan atau menekan rasa nyeri tanpa
memiliki kerja anestesi umum. Analgetik berasal dari bahasa Yunani an “tanpa” dan algia “nyeri”. Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi
dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh,
seperti peradangan, infeksi bakteri, dan kejang otot. Adanya rangsangan mekanis
atau kimiawi dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan dan akibatnya melepaskan
zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri. Mediator nyeri antara
lain: histamin, serotonin, plasmakinin, prostaglandin, dan ion-ion kalium.
Zat-zat ini merangsang reseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit.
Penggolongan Analgetik
Berdasarkan mekanisme dan target
aksinya obat analgetik dibagi menjadi dua golongan yakni:
1.
Non-opioid
a.
Obat anti inflmasi non steroid (OAINS)
seperti Aspirin, Diklofenak, Ibuprofen, Indometasin, Ketoprofen, Nafroksen,
Asam Mefenamat.
b.
Inhibitor COX-2 seperti Celecoxib,
Rofexib, Valdecoxib, Etoricoxib.
c.
Analgetik non opioid dan non OAINS
seperti Paracetamol.
2.
Opioid (Morfin)
Ø Mekanisme Kerja Obat Analgesik Non-Narkotik
Hipotalamus merupakan bagian dari otak
yang berperan dalam mengatur nyeri dan temperature. AINS secara selektif dapat
mempengaruhi hipotalamus menyebabkan penurunan suhu tubuh ketika demam.
Mekanismenya kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang
menstimulasi SSP. PG dapat meningkatkan aliran darah ke perifer (vasodilatasi)
dan berkeringat sehingga panas banyak keluar dari tubuh. Efek analgetik timbul
karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau di tempat cedera. Respon terhadap
cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti
brandikinin, PG dan histamin. PG dan brandikinin menstimulasi ujung saraf
perifer dengan membawa impuls nyeri ke SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG
dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri.
Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah
golongan salisilat dan asetominafin (parasetamol).
Ø Mekanisme kerja Analgetik
Opioid
Mekanisme kerja utamanya ialah
dalam menghambat enzim sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang
dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek sampingnya. Efek depresi SSP beberapa
opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh fenotiazin, penghambat monoamine
oksidase dan antidepresi trisiklik. Mekanisme supreaditif ini tidak diketahui
dengan tepat mungkin menyangkut perubahan dalam kecepatan biotransformasi
opioid yang berperan dalam kerja opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi jumlah
opioid yang diperlukan untuk menimbulkan tingkat analgesia tertentu. Tetapi
efek sedasi dan depresi napas akibat morfin akan diperberat oleh fenotiazin
tertentu dan selain itu ada efek hipotensi fenotiazin.
Dosis dan Sediaan
Obat Analgetik
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
a. Morfin
Morfin tersedia
dalam tablet, injeksi, supositoria. Morfin
oral dalam
bentuk larutan diberikan
teratur dalam tiap 4 jam. Dosis anjuran untuk
menghilangkan atau mengurangi nyeri
sedang adalah 0,1-0,2 mg/ kg BB. Untuk nyeri hebat pada dewasa 1-2 mg intravena
dan dapat diulang sesuai yang diperlukan.
b. Fentanil
Dosis 1-3 /kg BB analgesianya hanya
berlangsung 30 menit, karena itu hanya dipergunakan untuk anastesia pembedahan
dan tidak untuk pasca bedah. Dosis besar 50-150 mg/kg BB digunakan untuk
induksi anastesia dan pemeliharaan anastesia dengan kombinasi bensodioazepam
dan inhalasi dosis rendah, pada bedah jantung. Sediaan yang tersedia adalah
suntikan 50 mg/ml.
c. Petidin
Sediaan yang tersedia adalah tablet 50
dan 100 mg ; suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml. ;
larutan oral 50 mg/ml. Sebagian besar pasien tertolong dengan dosis parenteral
100 mg. Dosis untuk bayi dan anak ; 1-1,8 mg/kg BB.
d. Tramadol
Dosis tramadol 3mg/kgBB oral, IM,
maupun IV efektif untuk penanganan nyeri sedang hingga berat. Selain itu
tramadol juga dapat digunakan sebagai agent anti menggigil postoperative.
2. Obat Analgetik Non-narkotik
a. Paracetamol
Dosis : Untuk nyeri dan demam
oral 2-3 dd 0,5-1 g, maksimum 4 g/hari,pada penggunaan kronis maksimum
2,5g/hari. Anak-anak:4-6 dd 10mg/kg,yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60 mg,1-4
thn 120-180mg,4-6 thn 180mg,7-12 thn 240-360mg,4-6x sehari. Rektal 20mg/kg
setiap kali,dewasa 4 dd 0,5-1 g, anak-anak usia 3-12 bln 2-3 dd 120mg,1-4 thn
2-3 dd 240 mg,4-6 thn 4 dd 240 mg,dan 7-12 thn 2-3 dd 0,5 g.
Sediaan : Parasetamol (generik) siruf
120 mg/5 ml, Tablet 100 mg, 500 mg.
b. Asam mefenamat
Dosis: permulaan 500 mg,lalu3-4 dd 250
mg p.c.
Sediaan : Asam mefenamat (generik)
kaptab 250 mg, 500 mg
c. Acetosal
/asam asetil salisilat
Dosis : Pada nyeri dan demam oral
4 dd 0,5-1g p.c,maksimum 4 g sehari, anak-anak sampai 1 tahun 10mg/kg 3-4 kali
sehari, 1-12 tahun 4-6 dd, diatas 12 tahun 4 dd 320-500mg, maksimum 2g/hari.
Rectal dewasa 4 dd 0,5-1 g, anak-anak sampai 2tahun 2 dd 20mg/kg, diatas 2
tahun 3 dd 20mg/kg p.c. pada rema oral dan rectal 6 dd 1g, maksimum 8g/hari,
pada serangan migren single dose dari 1g, 15-30 menit sesudah minum domperidon
atau metoklopramida. Untuk prevensi sekuder infark jantung 1 dd 100mg dan
setelah TIA 1 dd 40-100mg dengan loading-dose dari 100mg. Sediaan :
Acetosal (generik) tablet 100mg, 500 mg
d. Fenilbutazon (butazolidin,new
skelan, pehazon/forte)
Dosis : Pada serangan rema
atau encok oral dan rectal 2-3 dd 200 mg.
Sediaan : Phenylbutazone (generik)
kaplet 200 mg
Dapus
Sovia, E dan Yuslianti, E, R. 2019. Farmakologi Kedokteran Gigi Praktis.
Deepublish Publisher. Yogyakarta.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik buku 2. Jakarta
: Salemba Medika.
Permasalahan
1.
Apa
efek yang ditimbulkan bila saat penggunaan obat analgetik narkotik
seperti morfin terjadi kelebihan atau kekurangan dosis ?
2. Apa peranan
hipotalamus terhadap termostat ?
3.
Kenapa obat paracetamol dianjurkan untuk
diminum sebelum perut terisi makanan?
Soal no 2, setau saya kak hipotalamus merupakan salah satu kelenjar di bagian di otak yang perannya salah satunya adalah mengatur suhu tubuh. Jadi ketika suhu kita naik atau turun maka akan di stabilkan..
BalasHapusPemaparan materi yang Bagus,
BalasHapusSaya akam mencoba menjawab pertanyaan no
2. pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
a. temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35áµ’ ini akibat metabolisme yang menurun
b. keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
saya akan menjawab pertanyaan nomor 3 :
BalasHapusparasetamol dianjurkan untuk diminum sebelum perut terisi makanan. obat ini diserap oleh usus (bukan oleh lambung), sehingga bila obat telah berada dalam lambung yang kosong, begitu ada makanan, obat akan terdorong ke usus, maka proses penyerapan obat akan jauh lebih cepat.
Terimaksih kak atas jawabannya, saya ingin bertanya jika penderita tidak memiliki gangguan lambung sebaiknya minum obat yg mana ya kak?
Hapusmenurut Puspitasari 2010, Bila penderita tidak memiliki gangguan lambung dianjurkan meminum obat golongan salisilat dengan jus yang asam karena akan mempercepat penyerapan obat oleh lambung sehingga efek obat lebih cepat
HapusSaya ingin bertanya lagi kak, saat penggunaan obat paracetamol apa boleh juga dianjurkan dengan minuman yang rasanya asam?
HapusMenurut buku yang saya baca sebaiknya paracetamol diminum dengan air yang tidak bersifat asam (jangan jus ataupun minuman yang berkarbonasi) karena akan menghambat penyerapan obat yang telah bereaksi membentuk sedikit garam dengan media asam
Hapusalergi seperti kual muntah tremor deleriun konvulsi insomnia fermatitis
BalasHapussaya akan menjawab pertanyaan no 2 . temperatur suhu menurun (hipotermia) secara fisiologik ini akibat metabolisme menurun
BalasHapus